Senin, 13 Oktober 2014

Pergi dan hanya jika menetap ...

Seakan hujan yang tak bisa berhenti dan petir pun menyambar ketika hujan sudah mulai berhenti menggiring luka membawa perih yang ada dihati. Seakan tak bisa dihindari semua mulai pergi berlari tertatih meninggalkan sakit ini yang mulai menaburkan benih benih ke bencian pada diri sendiri. Seakan berlari tanpa henti tapi tak sejauh yang dibayangkan, lama yang dinanti hingga waktu tlah habis untuk memikirkan cara melupakan tak semudah yang diinginkan. Pergi lupakan semua yang tlah usai berdiri tegak tanpa merunduk ragu seakan tak ada penghalang bagi jalan yang akan ditempuh. Berjalanlah dan berlari sekencang angin meniup kenangan yang tlah ditutup rapat hingga tak akan pernah dikunjungi kembali. Hingga kini harus diakui keluh tak berujung resah tak berasa harapan tak berpihak kasih tak menetap lagi. Tiba saat tak ada lagi yang peduli tak ada lagi cinta tak ada lagi harapan lama tak ada lagi rindu yang berkepanjangan datang dikehidupan. Hanya hidup yang tau rasa tak akan bisa hilang dan penat didada tak bisa pergi hanya jika menetap.